Ikan dan akuariumnya

Pernah melihat ikan di dalam akuarium? Ya mereka sangat lucu dan menggemaskan. Pernahkah kamu berpikir apakah ikan tersebut merasa sedih karena dia tidak dapat kesempatan untuk menjelajah dunia yang besar ini? Akupun heran, pada saat aku melihat ikan tersebut, mereka seperti sangat terbiasa dengan kondisinya dan juga tenang, tidak ada gerakan untuk kabur atau semacamnya.

Aku rasa itu karena mereka merasa itu memang sudah dunia si ikan tersebut. Mereka tidak tahu dunia ini sangat besar seperti yang kita lihat. Sebaliknya, dalam pandangan ikan, dunia itu hanyalah akuariumnya semata saja. Mungkin kita merasa bosan melihatnya ataupun merasa sedih, tetapi ikan tersebut selalu bersyukur dia ada di situ atau dia malah tidak tahu bahwa ada dunia yang lebih besar daripada dunianya.

Sangat berbeda jika dibandingkan dengan burung liar yang kerjaannya setiap hari terbang di angkasa namun sekarang terkurung di tempat yang sempit. Dia selalu merasa gelisah dan ingin kabur karena dia sudah tahu dunia yang ia miliki sekarang sangat sempit dan tidak besar seperti dulu lagi sehingga jikalau ada kesempatan untuk kabur tentu saja dia akan mengambilnya, mungkin mereka berkata “burung gila mana yang ingin hidup di tempat kecil seperti ini pada saat ada dunia yang lebih besar menunggu di luar sana”, itu mungkin yang burung liar katakan. Berbeda lagi dengan burung yang kerjaannya dari awal hidup selalu di rumah, aku rasa kasus ini akan mirip seperti ikan di akuarium.

Hikmah yang bisa diambil dari sini adalah, coba bayangkan bahwa ikan di akuarium itu adalah kita, ya, manusia, jikalau kita tidak tahu ada dunia yang lain yang jauuh lebih besar dan indah selain dunia ini, bagaikan ikan di akuarium dengan dunia kita, tentu kita tidak akan memiliki keinginan lebih bahkan kita akan santai-santai saja. Namun pada saat kita tahu atau mungkin pernah tinggal di dunia yang lebih besar tersebut meskipun hanya 1 menit saja pastinya akan ada rasa yang sangat besar untuk ingin kembali, bagaikan burung liar yang hidup dalam sangkarnya.

Kucing dan pemiliknya

Pernahkah kamu melihat kucing? Ya, kucing yang selalu mengeong di sekitarmu untuk mendapat makanan. Mereka selalu mengeong dan mengelus-elus kakimu untuk mendapatkan makanan darimu. Dia tahu kadang kali kamu tidak memberikannya, tetapi dia tidak pernah putus asa, setiap kali kamu lewat didepannya atau bahkan menutup pintu, dia akan selalu menunggu di depan pintu sambil mengeong untuk waktu yang cukup lama. Kadang kala hati kita luluh terlebih dahulu sehingga kita memberi mereka makanan.

Kucing di sini sebernarnya sangat mirip seperti hamba Tuhan yang berdoa kepada Tuhannya. Bedanya adalah Tuhan memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang pasti setiap orang yang berdoa akan dibalas doanya dengan yang terbaik. Tuhan akan malu apabila ada hambanya yang berdoa dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi tetapi tidak dikabulkan. Mirip seperti kita dan kucing. Bedanya kucing di sini tidak memiliki akal yang tinggi dibandingkan kita, dia hanya mengetahui yang terlihat saja, dia tahu bahwa kita bisa memberikannya makan, apabila kucing memiliki akal yang sama dengan kita, pasti saja dia akan meminta kepada Tuhannya dengan ketaatan yang luar biasa. Kita bisa meniru dari sini, paling minimal seperti kucing, apabila kucing tersebut meminta kepada Tuhannya seperti dia meminta kepada kita, kemungkinan besar Tuhan akan memberikan apapun yang diinginkannya.

Ada juga kucing yang meminta hanya pada saat lapar saja, dan ada juga kucing yang selalu bermain dengan pemiliknya dan menyenangkan hati pemiliknya entah itu saat lapar maupun tidak. Tentu saja, kucing yang selalu menyenangkan hati pemiliknya akan lebih kita sukai daripada kucing yang hanya datang untuk makan saja, meskipun kita juga memberi makan keduanya. Mirip sekali seperti Tuhan kita Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Hikmahnya, jadilah hamba Tuhan yang menyenangi Tuhanmu juga, jadilah seperti kucing yang selalu menyenangkan hati pemiliknya, soal dikasih makan atau tidak, pemilikmu pasti akan memberi makan, entah itu datang pada saat hanya butuh atau tidak, bahkan manusia saja akan memberi makan kucing yang datang hanya pada saat lapar saja, bagaimana dengan Tuhan yang rasa kasih sayangnya lebih jauh tinggi setinggi langit daripada manusia, Dia sudah pasti akan memberi makan entah kamu menyenangkan hatinya ataupun tidak. Tetapi tetap jadilah yang menyenangkan hati pemilikmu, karena kamu tahu kucing yang menyenangi hatimu akan lebih kamu sukai dan kamu sayangi.